Laman

Sabtu, 16 April 2011

GANGGUAN MENSTRUASI





Oleh :
Nama : LEIS MOULA UTARI
NPM : 09.02.0410
Kelas : IV A – KEBIDANAN





SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
D-IV KEBIDANAN



KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa saya selesaikan. Makalah ini membahas tentang “GANGGUAN MENSTRUASI “
Mengingat keterbatasan pengertian yang ada pada makalah ini, maka dalam penulisan makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam isi maupun sistematikanya. Saya sadar dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.
Dalam penyusunan makalah ini saya tidak mungkin dapat menyelesaikannya tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat






Mataram, 28 Juni 2010


Penyusun



DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................
Bab I Pendahuluan ................................................................................
1.1         Latar Belakang ...........................................................................
1.2         Rumusan Masalah ......................................................................

        Bab II Pembahasan ...............................................................................
A.     Menstruasi .....................................................................................
B.    Gangguan haid & Siklusnya ..........................................................
Bab III Penutup .....................................................................................
Kesimpulan ..........................................................................................
Daftar pustaka ......................................................................................












BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar belakang

Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali ( menarche ).

Walaupun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarche), kemudian tumbuh rambut kemaluan (pubarche), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak.
Barulah terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik. Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Dengan pubertas ini wanita masuk dalam masa reproduktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun. Setelah mas reproduksi, wanita masuk ke dalam klimakterium. Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan senium. Dalam klimakterium haid berangsur-angsur akan berhenti : mula-mula haid menjadi sedikit, kemudian terlampaui 1 atau 2 bulan dan akhirnya berhenti sama sekali. Haid yang terakhir disebut Menopause.

2.   Rumusan masalah
Ø  Fisiologi Menstruasi
Ø  Gangguan haid & siklusnya











BAB II
PEMBAHASAN

  1. FISIOLOGI MENSTRUASI
Menstruasi ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan fungsinya.
Cyclus menstruasi :
·       Jika diperhatikan selaput lendir rahim dari hari ke hari maka ternyata bahwa terjadi perubahan-perubahan yang berulang-ulang.
·       Selama ± 1 bulan dapat kita bedakan 4 masa (stadia) :
1.     Stadium menstruasi atau desquamasi
2.     Stadium post menstruum atau stadium regenerasi :
3.     Stadium intermenstruum atau stadium poliferasi
4.     stadium praemenstruum atau stadium sekresi

B.    Gangguan Haid & Siklusnya
Dibagi atas
1.     Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan :
*      Hipermenore atau menoragia
        Perdarahan haid > lama > banyak dari normal
    Dapat disebabkan oleh myoma uteri (tumo lapisan otot rahim), Polip Endometrium, Gangguan pelepasan endometrium saat haid
Kausa :
·        Anovulasi karena gangguan hormonal
·        Insufisiensi korpus luteum (fase luteal memendek)
·        Fase folikuler memendek


Penanganan :
·        Pada kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
·        Pada insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
·        Pada fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
*      Hipomenorea
        Perdarahan haid lebih pendek & kurang dibanding normal
  Dapat disebabkan oleh konstitusi, post Miomektomi, Gangguan Endokrin.
2.     Kelainan siklus
*         Polimenore
          Siklus haid kurang dari 21 hari
  Dapat disebabkan oleh gangguan hormonal, gangguan ovulasi, peradangan ovarium, Endometriosis.
*         Oligomenore
          Siklus haid lebih dari 35 hari
Jika > 3 siklus ®Amenore
*         Amenore
          Haid – 3 bulan berturut-turut
  Primer : Haid-sampai umur 14 tahun, tanda sex sekunder belum berkembang
Haid-sampai umur 16 tahun, tanda sex sekunder sudah berkembang
Sekunder : Pernah haid, kemudian tidak haid 3 siklus atau 6 bulan
Fisiologik : sebelum pubertas,hamil, masa laktasi
3.     Perdarahan diluar siklus haid
*         Metroragia
Perdarahan antara 2 haid
Manometroragia ialah bila perdarahan menyatu dengan haid
Dapat disebabkan oleh : Siklus Ovulatorik, Siklus Anovulatoris, Folikel Persisten

4.     Gangguan lain yang ada hubungannya dengan siklus haid
*         Premenstual Tension
*         Mastodinia
*         Dismenore
      



BAB III
PENUTUP

      KESIMPULAN
Gangguan haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
Fisiologi haid normal
Kaidah-2 haid normal :
  • Berlangsung antara 25-35 hari atau 21-31 hari
  • Estrogen dihasilkan oleh follikel & korpus luteum
  • Peningkatan Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
  • P dihasilkan hanya oleh korpus luteum
  • Korpus luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
  • Umur korpus luteum ±10-14 hr
  • Fase luteal/F.sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
  • Fase folikulogenesis/F.proliferasi variasi antara 7-21hr

ASUHAN PERSALINAN KALA III

Oleh :
Nama : LEIS MOULA UTARI
NPM : 09.02.0410
Kelas : IV A – KEBIDANAN





SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
D-IV KEBIDANAN


KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa saya selesaikan. Makalah ini membahas tentang “ASUHAN PERSALINAN KALA III “
Mengingat keterbatasan pengertian yang ada pada makalah ini, maka dalam penulisan makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam isi maupun sistematikanya. Saya sadar dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.
Dalam penyusunan makalah ini saya tidak mungkin dapat menyelesaikannya tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat






Mataram, 28 Juni 2010


Penyusun





DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................
Bab I Pendahuluan ................................................................................
1.1         Latar Belakang ...........................................................................
1.2         Rumusan Masalah ......................................................................

        Bab II Pembahasan ...............................................................................
A.    Fisiologi kala III ...........................................................................
B.    Manajemen aktif kala III ..............................................................
C.    Pemeriksaan plasenta ...................................................................
D.    Pemantauan kala III ......................................................................
E.     Kebutuhan dasar ibu pada kala III ................................................
F.     Pendokumentasian kala III ...........................................................
Bab III Penutup .....................................................................................
Kesimpulan ..........................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar belakang

Kala tiga persalinan tiga tersebut juga sebagai kala urie atau kala pengeluaran plasenta. Kala tiga persalinan merupakan kelanjutan dari kala satu (kala pembukaan) dan kala dua (kala pengeluaran) persalinan. Dengan demikian, berbagai aspek yang akan dihadapi pada kala tiga, sangat berkaitan dengan apa yang telah dikerjakan pada tahap-tahap sebelumnya.

2.   Rumusan masalah
Ø  Fisiologi kala III
Ø  Manajemen Aktif kala III
Ø  Pemeriksaan plasenta
Ø  Pemantauan kala III
Ø  Kebutuhan dasar ibu pada kala III
Ø  Pendokumentasian kala III












BAB II
PEMBAHASAN

               Fisiologi Kala III
*   Penyusutan rongga uterus menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta karena tempat implantasi ukurannya semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus dan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina kemudian plasenta dikeluarkan
*   Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.Karena tempat perlekatan semakin kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat,menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bawah uterus atau ke dalam vagina.
Manajemen Aktif kala III
Manajemen aktif kala III terdiri dari :
·       Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
·       Melakukan penegangan tali pusat terkendali
·       Massase fundus uteri
Pemberian Suntikan Oksitosin
1.     serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk diberi ASI
2.     letakkan kain bersih diatas perut ibu
3.     periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
4.     beritahu pada ibu bahwa ia akan disuntik
5.     segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar


Penegangan Tali Pusat Terkendali
1.     Berdiri di samping ibu
2.     Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala dua) pada  tali pusat sekitar 5-20cm dari vulva.
3.     Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibutepat di atas simfisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu(dorso kranial). Lakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri.
4.     Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi dengan baik kembali untuk mengulangi kembali penegangan tali pusat terkendali.
5.     Saat mulai kontraksi tegangkan tali pusat ke arah bawah,lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan.
6.     Tetapi jika 5 langkah diatas tidak berjalan sebagaimana mestinya dan plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya penegangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta,jangan teruskan penegangan tali pusat.
7.     setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap pegang tali pusat dengan arah sejajar lantai (mengikuti poros jalan lahir).
8.     pada saat plasenta terlihat i introitus vagina, lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampung.
9.     Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban.
10.  jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril atau forcep untuk keluarkan selapu ketuban yang teraba.




Pemeriksaan Plasenta
1)     selaput ketuban utuh atau tidak
2)     plasenta : ukuran plasenta
a.      bagian maternal : jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon.
b.     Bagian fetal : utuh atau tidak
3)     tali pusat : jumlah arteri dan vena, adakah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi plasenta suksebturia. Insersi tali pusat, apakah sentral, marginal serta panjang talin pusat.
Pemantauan Kala III
1.     Perdarahan. Jumlah darah di ukur, disetai dengan bekuan darah atau tidak.
2.     Kontraksi uterus : bentuk uterus dan intensitas
3.     Robekan jalan lahir/laserasi, ruptura perineum
4.     Tanda vital :
    1. Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan
    2. Nadi bertambah cepat
    3. Temperatur bertambah tinggi
    4. Respirasi : berangsur normal
    5. Gastrointestinal : normal, pada awal persalinan mungkin muntah
5.     Personal hygiene

Kebutuhan Dasar Ibu pada kala III
  1. DUKUNGAN FISIK DAN PSIKOLOGIS
*     Setiap ibu yang memasuki masa persalinan maka akan muncul persaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama para ibu primipara
*     Persaan takut dapat meningkatkan rasa nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
*     Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta maupun memberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.
*     Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti berifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
*     Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter).
*     Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran
  1. KEBUTUHAN MAKANAN DAN CAIRAN
  2. KEBUTUHAN ELIMINASI
  3. POSISIONING DAN AKTIFITAS
*     Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari da maupun tidak mau harus berlangsung.untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya.
*     Bidan memberitahukan ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus menerus dalam masa persalinannya.
*     Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalinan, bidan tersebut harus melkukan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu.
  1. PENGURANGAN RASA NYERI
·       Penny Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
Ø  Mengurangi sakit disumbernya
Ø  Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
Ø  Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit
·       Varney’s Midwifery pendekatan untuk mengurani rasa sakit :
Ø  Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan
Ø  Pengaturan posisi
Ø  Relaksasi dan latihan pernafasan
Ø  Istirahat dan privasi
Ø  Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
Ø  Asuhan diri
Ø  Sentuhan dan massase
Ø  Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
Ø  Pijatan ganda pada panggul
Ø  Penekanan pada lutut
Ø  Kompres hangat dan kompres dingin
Ø  Berendam
Ø  Pengeluaran suara
Ø  Visualisasi dan pemusatan perhatian
Ø  Musik

Pendokumentasian Kala III
Hal-hal yang perlu dicatat selama kala III sebagai berikut :
1.     Lama Kala III
2.     Pemberian oksitosin berapa kali
3.     Bagaimana pelaksanaan penegangan tali pusat terkendali
4.     Perdarahan
5.     Kontraksi uterus
6.     Adakah laserasi jalan lahir
7.     Vital sign ibu
8.     Keadaan bayi baru lahir







BAB III
PENUTUP

               Fisiologi Kala III
*   Penyusutan rongga uterus menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta karena tempat implantasi ukurannya semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus dan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina kemudian plasenta dikeluarkan
*   Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.Karena tempat perlekatan semakin kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat,menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bawah uterus atau ke dalam vagina.